Larangan Memanjangkan Rambut

Diriwayatkan dari Wa’il bin Hajr, ia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi pada saat itu rambutku panjang. Ketika Rasulullah melihatku beliau bersabda, “Dzubabun dzubabun.” Maka akupu pulang dan mencukur rambutku. Lalu keesokan harinya aku kembali mendatangi beliau, kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya bukan kamu yang aku maksud, tetapi seperti ini kelihatan lebih baik,” (Shahih, HR Abu Dawud [3636]).
Diriwayatkan dari Sahl bin Hanzhalah, ia berkata, Rasulullah saw. pernah bersabda,“Sebaik-baik lelaki adalah Khuraim al-Asadi, jika ia tidak memanjangkan rambutnya dan tidak menjulurkan sarungnya hingga bawah mata kaki.”
Ketika berita tentang sabda beliau tersebut sampai kepadanya, ia segera memendekkan rambutnya hingga setengah telinga dan mengangkat sarungnya hingga setengah betis, (Hasan, HR Abu Dawud [4089]).
Kandungan Bab:
  1. Memanjangkan rambut hukumnya makruh. Jika rambut sampai ke pundak disebut jummah. Jika panjangnya antara telinga dan pundak disebut lummah dan apabila rambut sejajar dengan kedua telinga disebut wafrah.
  2. Panjang rambut Rasulullah antara pundak dan telinga. Yakni antara jummah dan wafrah sebagaimana yang tertera dalam hadits shahih dari Anas dan Aisyah.
  3. Al-Baghawi dalam kitabnya Syarhus Sunnah (XII/101) berkata, “Hadits ini hanya untuk kaum laki-laki. Adapun kaum wanita seharusnya memanjangkan rambut dan jangan memendekkannya sampai bahu.”
Sumber:

Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/251-252.

Related Posts:

Larangan Memakai Cincin di Jari Tengah dan Telunjuk

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku, “Wahai Ali, mintalah hidayah dan jalan yang yang lurus kepada Allah.” Beliau juga bersabda agar aku jangan memakai cincin di jari ini dan ini.’ Lalu Ali mensyaratkan jari telunjuk dan tengahnya,” (Shahih, HR Ibnu Majah [3647]).
Kandungan Bab:
  1. Larangan memakai cincin di jari telunjuk dan jari tengah.
  2. Dalam beberapa hadits ada yang menunjukkan memakai cincin pada tangan kanan dan hadits lain pada tangan kiri. Oleh karena itu terjadi perselisihan pendapat yang sangat hebat di kalangan ulama, sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (X/327). Kemudian al-Hafidz menyimpulkan dengan membolehkan memakai cincin pada tangan kanan dan kiri. Pendapat inilah yang dipegang oleh Syaikh kami -hafidzullah- dalam kitab Mukhtashar asy-Syama’il Muhammadiyyah halaman. 62.
Sumber: 
Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/251-252.

Related Posts:

Larangan Menemui Wanita Yang Bukan Mahram

ﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﺍﻟﺪُّﺧُﻮﻝَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ

“Jangan sekali-kali kalian masuk ke tempat wanita!”

Beliau ditanya, “Bagaimana dengan hamu?”

Beliau menjawab:


ﺍﻟْﺤَﻤْﻮُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ

“Hamu adalah kematian.” 

(HR. al-Bukhary no. 4934 dan Muslim no. 2172 -pent)


Hamu adalah saudara suami (ipar) atau kerabat suami seperti anak pamannya dari pihak ayah atau ibu (sepupu) dan semisalnya.

Related Posts: