Larangan Buang Hajat Menghadap dan Membelakangi Kiblat

Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوْهَا وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا

“Apabila kalian mendatangi tempat buang air maka janganlah kalian menghadap ke arah kiblat ketika buang air besar ataupun kencing, serta jangan pula membelakangi kiblat. Akan tetapi menghadaplah ke arah timur atau ke arah barat1.” 

(HR. al-Bukhari no. 394 dan Muslim no. 264)

Perselisihan ini terjadi karena selain hadits larangan sebagaimana tercantum di atas, didapatkan pula hadits lain yang menunjukkan kebolehannya seperti hadits Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah menaiki rumah Hafshah2 karena suatu keperluan. Ketika itu aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam buang hajat menghadap ke arah Syam dan membelakangi Ka’bah.”
(HR. al-Bukhari no. 148 dan Muslim no. 266)

Demikian pula hadits Jabir bin Abdillah al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma, “Sungguh, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk membelakangi dan menghadap kiblat dengan kemaluan-kemaluan kami apabila kami buang air. Kemudian aku melihat beliau kencing menghadap kiblat setahun sebelum meninggalnya.” (HR. Ahmad 3/365 dan dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh Muqbil dalam al-Jami’ush Shahih, 1/493)

Dari perselisihan yang ada, yang rajih (kuat) adalah pendapat yang merinci. Bila di luar bangunan seperti di padang pasir, haram untuk menghadap atau membelakangi kiblat. Sementara itu, di dalam bangunan tidaklah diharamkan.

Ini adalah pendapat al-Imam Malik, asy-Syafi’i, Ahmad, Ishaq, dan asy-Sya’bi, dan ini merupakan pendapat jumhur ahli ilmu. (Syarah Shahih Muslim 3/154, Syarah Sunan an-Nasa’i lis Suyuthi 1/26)

Namun, sepantasnya seseorang menghindari arah kiblat ketika buang hajat di dalam bangunan (WC dan semisalnya), dalam rangka berhati-hati dari hadits-hadits yang menunjukkan larangan akan hal ini. Selain itu, karena adanya perselisihan yang kuat dalam permasalahan ini yang didukung oleh para ulama ahli tahqiq (peneliti). (Taisirul ‘Allam, 1/55)

Related Posts:

0 Response to "Larangan Buang Hajat Menghadap dan Membelakangi Kiblat"

Post a Comment